Jumat, 02 September 2016

MENJAWAB TUDUHAN ORANGTUA NABI KAFIR

BISMILLAHI ROHMANI ‘ROHIM
MENJAWAB PENDAPAT WAHABI TENTANG ORANGTUA NABI SAW
Benarkah ayah dan bunda nabi saw adalah kafir dan musyrik serta masuk nereka …??
Syekh al-bani berpendapat dalam kitabnya al-hadist shohihah, bahwa dengan terang dia mengatakan ayah dan bundanya nabi kafir serta masuk neraka.
 syekh al-munawi yang pendapat dinukil oleh oleh al-imam shuyuti dalam kitabnya bahwa syekh al-munawi mengatakan bahwa orangtua nabi sholallahu alaihi wasallam termasuk ahli fatroh sehingga tidak ada hisab bagi mereka.
Al-imam ibnu hajar asqollani dalam kitabnya beliau berpendapat bahwa orangtua nabi termasuk ahli fatroh tpi tetap mendapat “imtihan” mendapat ujian diakhirat.
Pendapat al-imam fahruhrozi shohibul tafsir, dengan terang mengatakan bahwa orangtua nabi bukan ahli fatroh tapi termasuk pengikut “millah” nabi ibrohim dengan alasan bahwa tidak ada satu data otentikpun yang mengatakan orangtua rosul pernah menyembah berhala atau tunduk.
Kalangan ahli sufi mengtakan bahwa orangtua nabi pernah dihidupkan kembali oleh rosul semenjak masa nabi tpi banyak yang mengingkarinya dengan mengatakan hadist ini dhoif bahkan maudhu tpi ahli sufi mengtakan bahwa kami mengetahui secara “kasfan lil hakikoh”.
Al-imam as-syohawi beliau bersikap tawadhu wallahu a’lam beliau katakana dan banyak diikuti oleh ulama2 sesudahnya.
Kembali ke nasruddin al-bani didalam kitab al-hadist as-shohihah jilid halaman 297, tatkala beliau menerangkan pada bab al-jahiliyyun li ahli fatroh bahwa orang2 jahiliyyah semuanya masuk neraka, termasuk ahli2 fatroh, artinya orang jahiliyyah sebelum nabi kuffar,jahiliyyun, termasuk orangtua nabi sholallahu alaihi wasallam. Dalilnya HR. muslim  “an hamad an-salamah ibin shabit an-anas ra. Anna rojulan qol: yaa rosulullah aina abi.. ??  qol rosul saw: finnar, kemudian dipanggil oleh nabi kemudian nabi berkata ayahmu dan ayahku dineraka, kemudian untuknya ibunda nabi didalam kitab shohih muslim dari abi hurairoh ra. “ista dzantu robi an tas ghofiro li umi falam ya’jan lii was ta’ dzantuhu an asyuro kabroha fa adzinali” aku minta izin pada tuhanku,untuk memohon ampun ibuku tapi allah tidak mengizinkanku kemudian aku minta izin kepada allah untuk ziaroh kubur ibuku maka allah mengizinkan aku ziarah kekubur ibuku, dan dalam hadist ini dikatakan bahwa rosul menangis dan pengikutnya juga menangis. Inilah dalil yg dijadikan dasar untuk mengkafirkan orangtua nabi dan masuk neraka, dan yang menjadi rujukan dari imam nawawi yang bermazhab syafi’I dan asyairoh. Tpi dalam hal ini imam nawawi hanya mengatakan bahwa setiap orang kafir masuk neraka, dan tidak bermanfaat kedekatan kekerabat dengan siapapun.              
Syekh mula ali al-qori mengambil sampul mushof al-fihkhu arba disitu tertulis bahwa:”mata al-kufrin” artinya mati dalam keadaan kafir tpi dalam sampul yang sama diperputakan lain tertulis “ma mata ala kufrin” tidak mati kafir. Sedangkan kalangan asy’ari as-syafi’iyyah sepakat mengatakan bahwa orangtua nabi ahli fatroh.
Dalam uraian imam as-suyuthi dalam kitab al-hawi lil fatawa ada 2jilid bab masariku hunafa biwalidai al-mustofa jalan orang2 yang lurus kedua orangtua nabi sholallahu alaihi wasallam, pertama beliau uraiankan dalam surat al-maidah ayat 19: YAA AHLAL KITAB QOD JA’AKUM  ROSULUNA YUBAYINU LAKUM ALA FATROH MINAL ROSULI” wahai ahlul kitab (yahudi dan nasroni) telah datang kepadamu utusan kami untuk menerangkan bagi kamu sekalian masa telah terjadi kekosongan anbiya. Dalam riwayat bukhori dari salman al-farisi  ra. “fatrotun bainal isa wa Muhammad saw sittu mi’assan” jarak nabi isa dan Muhammad 600tahun masa kekosongan.
Kemudian yang menjadi jaminan bahwa ahli fatroh tidak dihisab sebagaimana dalam firman allah  surat al-isro:15  “wama kunna muadzibina hatta naba’ asa rosullan”  bahwa tidak sekali kali kami menyiksamu sehingga kami mengutus rosul. Kemudian dalam surat al-an’am:131 bahwa allah tidak akan meghancurkan suatu perkampungan bahwa allah tidak dzolim tatkala penduduknya lengah(memang betul2 tidak tau syareat agama). Jadi kesimpulannya orangtua nabi termasuk pada ahlu fatroh tidak dihisab sebagaimana yg diuraikan diatas,
 Firman ALLAH yang mengatakan bahwa tidak ada satu ummat pun yg tidak dikirim rosul. Ayat ini sifatnya umum kemudian kita cocokkan dengan surat saba’:144 “ WAMA ARSALNA ILAIHIM QOBLAKA MIN NAJIRRIN”  wahai nabi kami tidak pernah mengutus kepada mereka sebelum nabi seorang rosulpun(member peringatan)  dan dalam surat as-sajadah dikatakan untuk apa nabi diutus “ LI TUNJIRU KAUMAN WA ATAHUM MIN NADZIRIN MIN QOBLIKA LA’ALAHUM YAHTADUN”  bahwa engkau diutus untuk memberikan peringatan kepada kaum yang tidak seorangpun yang memberikan peringatan.
Jadi kalau ada hadist yang secara dzohir bertentangan antara ayat dan hadist maka dikompromikan atau dita’wilkan karena tidak mungkin satu hadist bertentangan dengan ayat al-qur’an Cuma keilmuan kita yang belum sampai.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan hadist:
1. Hadist ahad bertentangan dengan al-quran maka alquran diutamakan
2. Apabila hadist bertentangan dengan hadist lain atau ayat disebut syad boleh ditolak
3. Boleh diterima tapi di ta’wil sehingga tdk bertentangan
4. Al-qodatu mataa thorol istimal saqota istidlal.
Dalam kitab al-hawi lil fatawa berkata imam suyuthi: halaman 218 “an-nahu laisa kullu hadisin fi shohih muslim yuqolu bi mu’tahdohu li wujudi muarid lahu”  tidak semua hadist dalam shohih muslim harus dipahami hanya sebatas teksnya saja, karena adanya yang bertentangan.
Imam nawawi tatkala menjelaskan syarah shohih muslim tentang orangtua nabi pada hadist muslim ketika seorang sahabat bertanya tentang ayahnya  dst,,, maka imam nawawi mengatakan bahwa orang kafir akan masuk neraka dan tidak manfaat dengan kekerabatan siapapun, nah ,,,, ini diartikan oleh nasruddin al-bani mengatakan secara implisit mengatakan bahwa orangtua nabi masuk neraka, nah sekarang kita menjelajahi metodologi imam an-nawawi dalam kitab al-majmu syarhu muhadzab juz4  halaman 342: “wa ma khobaro nasal qur’ani aw ijma’an wadzaba tarku dzohiri”  apa saja bertentangan dengan al-qur’an atau ijma maka tinggalkan makna dzohirnya.  Hal yang tidak mungkin antara perkataan imam nawawi dalam syarah shohih muslim bertentangan (kontradiktif) dengan metodologinya sendiri, maksudnya apabila secara teks kelihatan bertentangan maka langkah yang kita lakukan harus meninggalkan makna dzohirnya.
Ada beberapa hadist yang serupa bunyinya dengan hadist muslim, hadist pertama. An  hamad an salamah bin anas ra. Berkata : “anna rojulan qol: aina abii ?? qol rosulullah finnar falama kofada’ahu fa qol: inna abi wa abaka finnar HR.muslim
Adapun hadist yg serupa yang diriwayat oleh perowi yang lain An Ibrahim bin sa’ad an juhri an amir bin abi waqos an abi: “anna a’robiyyah seorang arab badui datang kepada rosulullah dan bertanya aina abi ??  dimana ayahku qol nabi” nabi menjawab finnar (di neraka ) kemudian badui ini bertanya lagi fa aina abu ??  dimana ayahmu ?? haitsuma marrorta bikarbil kafir fabasirhu finnar”  dimana saja kalau kau melalui kuburan orang kafir maka kabarkan pada dia masuk neraka HR.imam ba’zar,tabrani,baihaqi.
Satu lagi hadist yang diriwayatkan dari ma’mal an sabit an anas, yang sama bunyinya dengan yang diriwayat oleh sa’ad an juhri bin abi waqos. Dan sepakat antara imam muslim dan bukhori bahwa hafalannya ma’mal lebih kuat dari  hamad an salamah,Maka hadist muslim disebut syad karena isinya tidak sama dengan yang serupa dengan yang lebih kuat.
Satu lagi supaya lebih mantap dari an Ibrahim ibin sa’ad an juhri an salim an abi, jadi hadist ini riwayat dari abu salim (abdulah ibin umar ra) putra saidina umar: seorang badui datang kepada nabi yaa rosulullah “inna abi kana yassiruna rohima wa kana fa aina huma, dulu ayah waktu masi hidup suka silaturrahmi sekarang dimana dia, kemudian nabi menjawab finnar, pada saat itu dia kaget, dan bertanya lagi fa aina abuka ?? fa qol nabi: haitsuma marrorta bikarbil kafir fabassirhu finnar  HR. ibnu majah.
Begitupun dalam surat asyu’ara:219 ALLAH TA’ALA: FATAQOLUBAKA FI SAJIDIN al-imam fahru rozhy dalam kitab asroru tanzil menjelaskan bahwa perpindahanmu hai Muhammad dari sulbi ke sulbi melalui orang2 yang sujud kepada allah dari nabi adam sampai bapaknya adalah orang2 yang sujud kepada allah.
Dari Abdullah ibin abbas nabi bersabda: “lam yajalil llahu yamkuni min asrobil thoiyyiba ila ar hami thohiroh, musofan muhadhoroh laa tansa ibu subatan illa kuntu fi khoirihima” hadist yang dikeluarkan oleh abu nu’im dalam kitab dalailu nubuwah bahwa ALLAH memindahkan aku dari sulbi2 yang bagus ke rahim2 perempuan yang suci, tidaklah pecah jadi dua allah pasti meletakkan aku ke sulbi yang paling baik.  Demikian juga waktu perang hunan nabi bersabda bahwa “aku adalah nabi yang tidak pernah berdusta dan aku adalah cucu dari abdul mutholib. Ini memberikan isyarat kepada kita bahwa kakeknya pun di banggakan karena orang2 suci yang tidak pernah menyembah berhala.
Dari wail bin asqo ra. di berkata bahwa rosulullah bersabda: “ innallah ‘stofa min waladin ibrohim wa ismail wastofa min bani kinana wa ‘stofa bani kinan quraysan wa ‘stofa quraysan min bani hasyim wastofanii min bani hasyim”  bahwa allah swt memilih daripada anak keturunan dari nabi Ibrahim dan ismail dan allah memilih dari nabi ismail bani kinana yaitu qurayis dan dari quyais bani hasyim dan allah memilihku dari bani hasyim. Dan diperkuat oleh hadist yang lain: “ana’ khiyarin min khiyarin”  aku berasal dari orang pilihan dan berasal dari orang pilihan.
Dari imam ba’zar dari ibin abbas bercerita: “dakhola nassu min quraiys ala shofiyyah binti abi mutholib”   serombongan orang quraiys datang kepada shofiyyah bibinya nabi salah satu putri dari abu tholib,  “fa dza anu yatafa khorun yakumuna jahiliyyah” kemudian orang2 quraiys membangga-banggakan keluarganya(nasabnya), maka shofiyyah berkata “minna rosulullah” dari kaum kami ada utusan allah kemudian rombonga itu berkata “tanbutu nahlatu sagaltuh fil ard’ aw hatho” mereka katakan bahwa nabi itu ibarat pohon yang bagus dari tanah yang jelek kemudian shofiyyah mengadu kepada nabi dan nabipun marah “fa ghotiba, fa marro bilal” dan memerintahkan bilal untuk menyerukan kepada masyarakat untuk berkumpul kemudian nabi naik diatas mimbar seraya bersabda: “ayyuhannas man ana’ siapa saya, mereka para sahabat berkata ‘anta rosulullah’ engkau utusan allah “unsubunii” coba sebutkan nasabku mereka menjawab: Muhammad ibin abdillah ibin abdil mutholib “fama banu akwabuna asli” ada sekelompok orang yang merendahkan asal usulku “inni afdholuhum” aku adalah orang yang terbaik dari mereka dari segi asal usul “wa khoiruhum maudi’an” dan aku adalah orang terbaik darimana aku lahir. Jadi dari semua pemaparan diatas menyimpulkan hadist yang datang dari imam muslim dianggap syod karena bertentangan dengan banyak riwayat hadist yang lain dan asal usulnya nabi Muhammad sholallahu alaihi wasallam.
Kita kembali ke imam suyuthi dengan tegas mengatakan bahwa: “ wa minal ma’lum anna fatroh bil imtisalin min habail kuffar haram”  sudah sama dimaklumi bahwa berbangga-bangga dengan orangtua yang kafir haram. Ini isyarat bahwa nabi berbangga dengan nasabnya karena dari sulbi yang baik lagi suci.
Imam an nawawi berkata: “wa minal ma’lum annal khoiriyah wa istifa’ wa ihtiyad minal allah” dan sebagaimana kita maklumi sesungguhnya ke istimewaan pilihan itu semua datang dari allah “wa afdholiyyah indahu” dan keistimewaan disisi allah, “laa ta kulu ma’a syiri” tidak mungkin syirik kepada allah.
Dalam sejarah bahwa nabi tidak disusui oleh seorang tukang susu kecuali yang menyusui nabi masuk islam semuanya, dan perempuan yang menyusui nabi pertama adalah ibunya yang meninggal dunia sebelum nabi diangkat jadi rosul kemudian halimatu syadiyyah masuk islam dan suwaibah juga masuk islam dan ummu aima juga masuk islam.
Kemudian setelah itu, mari kiita lihat perkataan ulama mengenai hal ini:
Suila abu bakar ibnu arabi yang bermazhab maliki: wahai tuan guru bagaimana jika ada yang berkata kalau orangtua nabi masuk neraka beliau menjawab “inna manqola dzalik fahuwa mal’un” barangsiapa yang mengatakan ibu dan bapak nabi masuk neraka maka orang tersebut dilaknat oleh allah. Dalilnya apa ,,,??  AN NABINA YUTTUNA ALLAH WA ROSULAH LA’ANA KUMULLAH Bahwa orang2 yang menyakiti allah dan rosul maka dilaknat oleh allah.
Imam suhaili fi roudhil anaf  “wa laisa lana nahnu naqula dzalik fi abawaihi” bukan urusan kita mengkafirkan orangtua nabi.
Kemudian pendapat imam tajjudin faqihani didalam kitab al fazru munir “ allah a’lamu bihali abawaihi” bahwa hanya allah swt yang tahu tentang orangtua nabi.
Kemudian ta’wil hadist muslim:
Kata abun “AB”dalam bahasa arab bisa diartikan ayah dan bisa juga diartikan paman, jadi kalau ada yang berkata abii,,, bisa diartikan ayahku atau pamanku, jadi bisa diartikan paman nabi abu lahab dalilnya mana ,,,??  Kita lihat kisah nabi ibrahim surat al-an’am:74  “WA IDZ QOLA IBRAHIM LI ABIHI AZARO” tatkala nabi Ibrahim berkata kepada ayahnya(pamannya) azhar  “ATATTAHIDZU ASNAMAN ALIHA” pantaskah engkau menjadikan berhala-hala itu sebagai tuhan “INNI AROKA WA QAUMAKA FI DHALALIM MUBIN” sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. Para mufassir mengatakan abihi adalah pamannya.  Dalam surat at-taubah:114  ada lafazh abihi yang berarti pamannya(azar), dan perlu diketahui mendoakan kepada orangtua yang kafir dilarang oleh allah dalam ayat ini, tapi didalm doanya nabi Ibrahim, beliau mendoakan ayahnya untuk diampuni berarti orangtua nabi bukan termasuk orang kafir.dalam surat Ibrahim: 41 “RABBANAGFIR LI WA LIWALIDAYYA WA LIL MU’MININA YAUMA YAQUMU HISAB”. Jadi bapak kakek dst…sujud kepada allah sampai nabi adam sampai cucunya semua sujud kepada allah.
Kemudian ta’wil tentang ibunya rosul: aku minta izin kepada allah untuk mendoakan ibuku tapi ditolak bukan berarti kafir tapi ibunya masuk dalam ahlul fatroh yang tidak punya dosa yang tidak perlu dimintakan ampun karena ahlu fatroh, kemudian nabi minta izin kepada allah untuk menziarahi kubur ibunya, pada waktu itu ziarah kubur tidak boleh karena nabi sendiri yang melarangnya makanya nabi minta izin kepada allah untuk menziarahi kubur ibunya berarti ibunya nabi tidak kafir. Jadi ada tiga hal menurut para ulama kenapa nabi minta izin kepada allah swt
1. Karena ibunya termasuk ahli fatroh tanpa dosa dan tidak dihisab
2. Karena ziarah kubur pada waktu itu dilarang oleh rosul sendiri
3. Dengan ziarah kubur menjadi dalil kuat bahwa ibunda rosul bukan kafir atau musyrik karena ziarah kubur kepada orang kafir hukumnya haram.
Ta’wil bahwa ahli fatroh tetap mendapatkan siksa seperti:  amr bin luhay, umro qois, hatam ath-thoi dan sejumlah ayah sahabat:
1. Hadist ini ditolak sebab hadistnya ahad sehingga bertentangan dengan nash qoth’I al-qur’an
2. Diterima khusus yang berkenaan dengan para perubahan agama atau yg ada kemungkinan sebab khusus seperti amr’ ibin luhay yang pertama kali mengajak orang2 menyembah berhala tetap dia masuk neraka bukan ahli fatroh sedangkan ayah sahabat nabi mereka masuk ahli fatroh karena mereka meninggal sebelum nabi diangkat jadi rosul.
3. Dita’wilkan sehingga tidak bertentangan dengan nash qoth’i alquran.

                             
           


3 komentar:

  1. Jadi hadis nabi shalallahu alaihi wassalam yg menjelaskan bpkmu &G bpkku dlm neraka itu Gk pake?? Dan di anggap Gk pernah ada?? Dan Gk di akui sbg hadis shohih??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi seorang anak di anggap rujukan? pemahaman anda kesabaran?

      Hapus
    2. padahal di atas sudah menggunakan kalam puluhan imam2 besar dari kitab2 besar. anda lebih pintar dan lebih faham hadist dari imam nawawi? imam suyuthi? imam razi? imam munawi? anda, albani, dan ustadz2 anda lebih hafal hadist dari imam ibnu hajar? ini imam ibnu hajar yang lupa atas hadis ini atau anda yang kelewat bodoh?

      Hapus